Sepertinya tidak ‘afdol’ kalau saya hanya membahas R35 GT-R saja tanpa membahas seri-seri sebelumnya. Secara garis besar, kira-kira beginilah sejarah Skyline GT-R :
1. ALSI Seri 1 / 2 (1955 – 1963)
Merupakan Skyline pertama, yang saat itu masih disebut ALSI Seri-1, yang dikeluarkan oleh Prince Motor (sebelum bergabung dengan Nissan). ALSI Seri-1 ini tersedia dalam varian sedan dan station wagon (estate). Dibekali oleh mesin bensin (petrol engine) GA-4, 4 silinder segaris, OHV, 1.482cc dengan output tenaga 60HP yang mampu membawa mobil ini berlari hingga 130 km/jam. Tergolong hebat untuk mobil bermesin dibawah 2.000cc saat itu. Mesin GA-4 dipasang secara longitudinal (membujur), dengan penggerak roda belakang (RWD). Menggunakan chasis turbular frame (rangka pipa) yang umum dipakai oleh modil-mobil sedan/station wagon saat itu. Kemudian dikeluarkanlah seri facelift yang dikenal dengan nama ALSI Seri-2. Seri facelift ini dapat dikenali dari bagian depannya yang telah dilengkapi quad headlights.
2. SKYLINE S50 (1963 - 1967)
Generasi Skyline kedua ini dilengkapi oleh mesin G-1 berkapasitas 1.500cc yang merupakan pengembangan dari mesin GA-4. Mesin 4 silinder segaris ini maqmpu menghasilkan tenaga 70HP. Model inilah yang mengawali karier balap Prince/Nissan, dengan debut pada GT Japan di sirkuit Suzuka pada Mei 1964. O iya, di generasi kedua inilah Nissan melakukan merger dengan Prince yang ditandai dengan pengembangan S50 menjadi Skyline 2000GT (S54), bermesin G-7, enam silinder segaris (I-6), 2.000cc. berpenggerak roda belakang (RWD), dengan transmisi 5-speed manual, Melihat adanya ‘embel-embel’ 2000GT, sepertinya Nissan terinspirasi oleh Toyota 2000GTR\ yang merupakan pelopor sportscar Jepang saat itu.
Kemudian S54 dikembangkan lagi menjadi S54B yang mampu menghasilkan tenaga 127HP. S54B ini diposisikan Nissan sebagai kompetitor Porsche 904. Sedangkan untuk S50 sendiri, sejak 1966 tampil dengan emblem “Nissan Skyline” yang kemudian di-upgrade sebagai S57, yang dibekali oleh mesin Nissan G15 berkapasitas 1.487cc, I-4, 88HP. Pada generasi kedua ini, tampak sekali “re-badge” yang dilakukan antara Nissan dan Prince Motor terhadap generasi Skyline.
3. SKYLINE C10 (1968 – 1973)
Generasi ketiga Skyline ini menggunakan kode C10, yang dilaunching pada Juli 1968. Mesin tetap menggunakan G15, serupa dengan S57. Nmun, Nissan menyusul mengeluarkan varian GC10 2000GT yang dilengkapi mesin L20 berkonfigurasi 6 silinder segaris (I-6), SOHC, dengan kapasitas 2.000cc yang mampu menyemburkan tenaga 108HP melalui roda belakangnya. Di klaim mobil ini mampu menggapai top speed 175 km/jam. Hmm….., Kijang Innova pun lewat.
Di bulan Februari 1969, Nissan memperkenalkan Skyline GT-R untuk pertama kalinya. Mobil berkode PGC-10 ini memang dirancang sebagai “batas langit” (skyline), diantara gladiator-gladiator sirkuit saat itu. Ditandai dengan hadirnya huruf “R” (Racing) dan mesin garang S20 (serupa dengan Fairlady Z432), berkonfigurasi 6 silinder segaris (I-6), berkapasitas 2.000cc, 24 katup, DOHC, dengan output 160HP. Menurut klaim Nissan, GT-R pertama ini memiliki top speed lebih dari 200 km/jam dan akselerasi 0-100 km/jam dalam 8,2 detik. Sebagai perbandingan, Kijang Innova bensin 2.000cc memiliki power 138HP, top speed 170 km/jam, dan akselerasi 0-100 km/jam dalam 13,8 detik. Tidak mengherankan jika dalam waktu kurang dari 2 tahun, Skyline GT-R mampu menyabet 33 piala di Jepang dan total menjadi 50 gelar pada 1972.
Sekarang mari kita berbicara dari segi desain. Secara keseluruhan, aroma desain Eropa-Amerika cukup terasa pada sportscar yang satu ini. Tarikan garis pada ‘bahu’ bodi samping terlihat sangat mirip dengan tarikan garis pada muscle car Amerika. Begitu beralih ke bagian depan, aroma Eropa begitu terasa. Saya tidak tahu pasti, hal ini disengaja Nissan atau tidak, bentuk tampilan depan sangat mirip dengan Peugeot 504. Apalagi dengan susunan headlamp dan signal lamp seperti itu. Dalam hal ini saya tidak tahu siapa meniru siapa jika melihat desain Skyline kali ini. Namku setelah melihat bagian buritan, terlihat jelas bahwa “inilah Skyline”. Dengan hadirnya empat bulatan lampu yang terdiri dari brake lamp dan signal lamp, dan lampu reverse terpisah. Apalagi dengan penempatan kaca spion di bagian bonnet mencirikan bahwa mobil ini memang buatan Jepang. O iya, pada fenerasi ketiga ini telah tersedia versi dua pintu (coupe).
4. SKYLINE C110 (1973 – 1977)
Tidak banyak informasi yang bisa didapat tentang Skyline generasi keempat ini. Walaupun mobil yang dilaunching pada 1973 ini mengalami full model change, namun produksinya dihentikan sebelum mencapai 200 unit, serta tidak diekspor secara resmi. Hal ini dikarenakan C110 ini tidak lolos regulasi emisi gas buang yang baru dan diperparah oleh krisis minyak dunia akibat perang Arab-Israel. Maka produksi dihentikan pada Mei 1973.
Secara bentuk, desain C110 Skyline ini cukup garang dan kekar. Memiliki bahasa bentuk yang sama dengan Ford Mustang “pony” dan Dodge Charger. Ya…, C110 ini memiliki aura layaknya muscle car Amerika tersebut. Tampang sedikit mirip dengan sportscar lansiran Toyota, yaitu Toyota Celica. Pokoknya secara desain sudah cukup baik, sayang terkendala emisi dan krisis minyak dunia.
Dari gambar diatas terlihat bagaimana memiripan desain antara C110 Skyline dengan muscle car Amerika, yang memang merupakan trend desain sportscar saat itu.
5. SKYLINE C211 (1977 – 1981)
Kehadiran Skyline generasi kelima ini diawali dengan pencetusan “pembangkitan kembali” Skyline pada 1975, namun tidak dilengkapi dengan varian GT-R. Sebagai gantinya dikeluarkan Skyline GT-ES. Jika Skyline biasa menggunakan mesin L20E berkonfigurasi 6 silinder segaris, 2.000cc, naturally aspirated. Skyline GT-ES menggunakan mesin L20ET. Sama dengan L20E namun dilengkapi turbocharger. Ini merupakan Skyline turbo pertama, namun belum dilengkapi intercooler dan blow-off valve. Untuk desain bodynya sendiri, terkesan lebih “sopan” dan kurang garang.
6. SKYLINE R30 (1981 – 1985)
Memasuki tahu 1981, Nissan merancang platform yang benar-benar baru untuk Skyline. Dinamai dengan kode R3X, dan diawali dengan hadirnya Skyline R30. Dengan bodi yang serba kotak yang menjadi ciri khas mobil-mobil era 80-an. Ya. Sekilas dari depan tampak seperti Honda Acord Prestige,l dan bagian belakang yang benar-benar “kotak", namun tetap dengan ciri khas Skyline, yakni empat bulatan lampu yang kali ini “dibungkus” cover mika merah besar bertekstur layaknya Mercedes era “80-an”. Skyline ini telah dilengkapi disc-brake di keempat rodanya. Untuk mesin, tersedia 2 pilihan, yakni FJ20 Turbo dan L20ET Turbo.
7. SKYLINE R31 (1985 – 1989)
Generasi ketujuh Skyline ini seakan dijadikan “laboratorium berjalan” oleh Nissan. Bagaimana tidak, segala macam teknologi terbaru yang akan digunakan pada generasi Skyline berikutnya, diujicobakan pada Skyline generasi ini. Tidaki terkecuali mesin 6 silinder segaris DOHC yang legendaris, yakni mesin seri RB. Dimana Nissan menggunakan mesin RB20DE dan RB20DET pada R31 ini. Mesin serupa juga digunakan pada Nissan A31 Cefiro dan Nissan Stagea. RB20DE diklaim mampu menghasilkan tenaga 180HP, sedangkan RB20DET mampu menghasilkan 190HP, karena telah dilengkapi oleh turbocharger plus intercooler. Sedangkan dari segi desain, masih tetap “kotak”, tidak jauh berbeda dengan R30.
Diatas merupakan gambar Honda Accord Prestige 1986. Bagaimana? Mirip bukan dengan 'front-face'-nya Skyline R30? Beginilah trend desain era 80-an.
8. SKYLINE R32 (1989 - 1994)
Kehadiran Skyline R32 ini dimulai dari pencetusan “pemunculan kembali GT-R” pada Mei 1982, dan penghadiran varian GT-R melalui generasi kedelapan Skyline ini pada 1989. Untuk versi coupe memiliki kode bodi BNR32, sedangkan versi saloon kodenya ER32. Dari segi styling sebenarnys tidak ada hal yang istimewa dari R32 ini. Bentuk seperti sedan awal “90-an” pada umumnya. Dengan mata “sipit” dan kap mesin besar, plus adanya “punuk” pada fender bagian belakang versi coupe. Namun lampu belakang dapat memberikan identitas, jika inilah Skyline.
Untuk mesin yang ditawarkan cukup beragam. RB20DE dan RB20DET tetap disediakan. Ditambah lagi dengan hadirnya mesin RB25DE untuk varian GTS dan RB25DET untuk varian GTS-t dan top of the line RB26DETT untuk GT-R. Fitur kemudi 4-roda HICAS ditawarkan menjadi kelengkapan standar pada mayoritas model. Pada R32 ini disediakan varian M-Spec yang telah dilengkapi rem dan velg yang lebih besar, serta lapisan kulit di bagian kemudi, hand brake, dan tuas transmisi.
Skyline R32 ini cukup menjadi pusat perhatian, dikarenakan hadirnya kembali “legenda” GT-R yang memiliki sejumlah fitur yang tergolong canggih dan istimewa untuk ukuran saat itu. Mulai dari mesin RB26DETT berkonfigurasi 6 silinder segaris (I-6), 2.000cc, DOHC, twin turbo, dengan turbo keramik, yang mampu menghasilkan tenaga 280HP. Mesin ini tergolong sebagai salah satu mesin terhebat di dekade 90-an. Fitur all-wheel drive yang dikenal dengan ATTESA ET-S (Advanced Total Traction Engineering System of All Electronic Torque – Split) yang merupakan sistem all-wheel drive aktif yang bekerja secara elektronik. Saat ada roda yang kehilangan traksi, power lebih akan diberikan kepada roda yang memiliki traksi lebih baik. Kemudian R32 GT-R ini dilengkapi juga dengan sistem kemudi four wheel steering HICAS, yang memungkinkan kedua roda belakang berbelok menyesuaikan dengan sudut belok kedua roda depan. Pada R32 GT-R ini dikeluarkan pula varian terbatas yang diberi kode N-1. N-1 mungkin berarti “Nur-1”, yang merupakan varian dengan berbagai aksesoris penambah performa buatan “Nur”.
Kehadiran R32 GT-R di kancah balap cukup mendominasi, terutama di ajang touring car. Sampai-sampai R32 ini mendapat julukan “Godzilla”. Berbagai event touring car berhasil dikuasai, mulai dari Japan Grand Touring Championship (JGTC) sampai Australian Touring Car Championship. Bahkan di Australia, R32 GT-R mendominasi total musim kejuaraan 1991. GT-R berhasil mencatat rekor tercepat untuk balap Bathurst 1000 di tahun yang sama.
Dominasi GT-R tetap berlanjut pada 1992 dan 1993, walaupun diganjal regulasi berupa penambahan bobot dan pengurangan boost turbo. Namun dikarenakan dominasi GT-R tetap terjadi, maka komite balap Australia memutuskan bahwa mobil turbo dan gerak empat roda dilarang berkompetisi disana. O iya, pada R32 ini Nissan mengeluarkan varian modifikasi Nismo (Nissan Motorsport), berlabel Nismo R32 GT-R S-Tune. Yang menghasilkan power 394HP.
9. SKYLINE R33 (1995 – 1998)
Kehadiran R33 GT-R diumumkan ke publik pada Agustus 1993, namun masih berupa concept car. Akan tetapi, yang pasti digenerasi kesembilan Skyline ini hanya disediakan mesin RB25DE, RB25DET, dan RB26DETT. Untuk RB25DE dan RB25DET telah dilengkapi dengan teknologi Nissan Variable Cam System (NVCS) yang bekerja pada intake camshaft.
Kini beralih pada R33 GT-R. Mesin tetap menggunakan RB26DETT, namun torsinya ditingkatkan menjadi 368Nm pada 4.000rpm. Peranti elektronik juga di-upgrade dengan hadirnya ATTESA ET-S PRO yang mampu mengintegrasikan penyaluran tenaga dan rem pada setiap roda secara independen. Sistem kemudi juga di-upgrade dengan hadirnya Super – HICAS, pengembangan terbaru dari HICAS yang sudah ada. Semua peranti tersebut dikendalikan secara elektronis.
Pada 1997, Nissan merilis R33 GT-R varian V-Spec. Varian ini mendapat ubahan pada sistem suspensinya yang lebih sport. Dari segi desain, secara keseluruhan dimensi mobil mengalami “pembengkakan”. Jauh lebih panjang dan lebih lebar dari R32. Dengan panjang mendekati 5 meter, cukup menyumbang penambahan bobot yang signifikan. Secara keseluruhan, R33 memiliki bobot 150kg lebih berat dari R32. namun desainnya terlihat5 lebih “manis” dari R32 atau bahkan R34 sekalipun. Cukup memikat hati cewek yang melihatnya. Dengan lekukan yang halus menjadikannya lebih terlihat elegan dibanding Skyline generasi lainnya. Sebagai catatan, lewat R33 inilah Nissan mencoba menaklukkan kelas GT1 Le Mans pada 1995 dan 1996.
Pada R33 ini Nissan juga mengeluarkan varian modifikasi Nismo, dengan nama Nismo 400R. Dengan full bodykit baru, serta tuning pada bagian mesin dan suspensi, menjadikannya memiliki performa yang cukup besar sebagai street racer. Nismo 400R memiliki power 390HP, cukup besar dibanding R33 GT-R biasa yang mampu menghasilkan 280HP.
Varian Nismo dan JDM (Japanese Domestic Market) biasa dapat dibedakan melalui panel speedometer. Versi Nismo speedometer mencapai 320 km/jam, sedangkan varian JDM biasa hanya 180 km/jam saja.
10. SKYLINE R34 (1999 – 2002)
Skyline R34 dilaunching oleh Nissan Motor Corp. pada Januari 1999. R34 diklaim memiliki performa yang jauh lebih sporty dibanding R32 maupun R33. Dimana pada tahun 2000, R34 GT-R tercatat sebagai salah satu “the fastest all-around cars in the world”.
Dari segi bentuk, desain yang ditawarkan lebih berkesan sangar dan tidah “semanis” desainh R33. Dimensi dan bobot pun sedikit berkurang dibanding R33. Hal ini dikarenakan banyaknya penggemar fanatik Skyline yang beranggapan bahwa R33 terlalu berat dan besar. Tampilan depan yang lebih “kotak” namun cukup modern, dan bagian buritan yang tetap mempertahankan lampu empat bulatan, namun kini yang dua bulatan dibuat lebih kecil dari dua yang lain. Untuk bagian interior, varian GT-R pada R34 ini dapat dibedakan dengan hadirnya panel indikator digital menggunakan layar LCD yang terintegrasi dengan dashboard. Layar LCD tersebut menampilkan boost turbo, tekanan oli, arus listrik, dan informasi tentang failure kendaraan.
Sekarang beralih ke mesin. Varian mesin yang digunakan masih sama dengan yang digunakan R33. namun untuk RB25DE dan RB25DET kini berlabel “NEO”, yang katanya memiliki emisi gas buang y7ang lebih rendah dibanding versi sebelumnya. Sebentar, sepertinya “embel-embel” NEO juga digunakan Nissan pada mesin 1.500cc Nissan Sunny yang digunakan oleh taksi-taksi di Jakarta. OK, balik lagi ke bahasan. Mesin RB26DETT yang digunakan R34 GT-R kali ini mengalami sedikit ubahan, dengan meningkatkan torsi menjadi 392 Nm. Turbocharger diperbaiki untuk mengurangi efek turbo-lag, yakni efek tenaga yang ‘loyo’ pada putaran bawah, namun baru ‘beringas’ pada putaran atas.
Girboks yang digunakan pun berganti menjadi 6-speed manual, hasil kerjasama Nissan dan Getrag. Sistem gerak roda masih menggunakan ATTESA ET-S PRO, namun kini sistem four-wheel steeringnya yang dinamakan Super-HICAS kini memiliki fitur tambahan “Electronic Yaw-Rate Feedback Control System” untuk menjaga mobil tetap terkendali pada situasi paling ekstrem sekalipun.
Nissan kemudian memperkenalkan varian V-Spec dan V-Spec II. V-Spec diperkenalkan pada pertengahan 1999, dengan peranti tambahan berupa diffuser depan dan belakang yang terbuat dari karbon fiber, yang berfungsi untuk meningkatkan downforce kendaraan. Sedangkan V-Spec II dapat dibedakan melalui lampu sein pada bumper depan yang kini memiliki cover mika berwarna putih. Mobil yang di-launch pada Agustus 2000 ini dilengkapi dengan higklight kap mesin karbon fiber dengan NASA duct. Yakni air intake system hasil pengembangan NASA yang memiliki hambatan udara sangat rendah.
Skyline R34 ini di-stop produksinya pada 2002. Namun kisahnya sempat berlanjut pada 2004, dengan diluncurkannya Skyline R34 GT-R Nismo Z-Tune yang memiliki max power mencapai 450HP dan torsi lebih dari 500Nm. Versi sangat terbatas ini dapat dibedakan melalui bentuk bodykit yang berbeda, GT-Wing yang ‘menjulang’, wide body dan rear lamp kristal multi reflector.
Selain Nismo Z-Tune, ada lagi varian terbatas dari R34 GT-R. yakni R34 GT-R Saloon. Yang merupakan GT-R versi empat pintu. Varian ini hanya diproduksi 30 unit saja. Salah satunya dimiliki oleh “Om” Sonic yang dikenal sebagai maniak GT-R, yang memiliki R32 GT-R bertenagta 1.000HP. (Tenaga F1 “hanya” 950HP).
Kiprah R34 GT-R di dunia balap sangat cemerlang. Skyline GT-R berulang kali mendominasi Japan Grand Touring Championship (JGTC), sebelum akhirnya digantikan oleh Fairlady 350Z LM. Namun khusus untuk dragrace, para drag racer cenderung melirik R32 GT-R dibanding R34 GT-R. hal ini dikarenakan dimensi dan bobot R32 yang lebih ringan daibanding R33 maupun R34. Dari segi aerodinamika, Coefficient of Drag (CD) R32 juga lebih baik dari R34.
ON THE GAME
Kehadiran Nissan Skyline GT-R yang cukup mendominasi di dunia balap, turut mengundang penggunaannya di dunia game. Dari sejumlah game yang pernah saya mainkan, banyak game yang menyediakan Skyline GT-R sebagai kendaraan “jagoan”. Mulai dari Grand Theft Auto (GTA) San Andrean yang menggunakan R34, namun dengan detail yang disamarkan. Game Need Fof Speed (NFS) pun menyediakan Skyline GT-R. Mulai dari Underground 1 & 2, Most Wanted, Carbon, ProStreet dan Undercover. Belum lagi game lainnya seperti Street Racing Syndicate (SRS), Juiced Race, Grid, sampai Kaido Battle-2 yang merupakan balapan drifting dipegunungan Jepang. Dan tak ketinggalan Gran Turismo, mulai dari Gran Turismo 1 sampai 5 menghadirkan Skyline GT-R dalam line-upnya.
Saya penasaran untuk mencoba Nissan Skyline GT-R ini menggunakan game Gran Turismo 4. Pengetesan dilakukan dengan mencoba menggunakan Skyline GT-R mengitari sirkuit Nurgburgring Nordschleife yang merupakan test track langganan Nissan dalam mencoba Skyline GT-R dan juga langganan produsen sportscar lainnya dari benua Eropa. Pengujian dilakukan menggunakan Skyline GT-R dalam keadaan standart, dengan fitur Traction Control dan ASC diaktifkan. Skyline GT-R diuji menggunakan mode Time Trial dengan kesempatan 5 lap untuk tiap model. Hasil best lap yang diperoleh sebagai berikut :
• Nissan Skyline R32 GT-R = 8’00.257
• Nissan Skyline R33 GT-R = 7’58.213
• Nissan Skyline R34 GT-R V-Spec II = 7’49.860
• Nissan Skyline R32 GT-R Nismo S-Tune = 7’36.857
Ternyata catatan waktunya tidak jauh beda dengan catatan waktu hasil tes yang sesungguhnya yang dilakukan oleh Nissan Motos Corp.
No comments:
Post a Comment